Pada penelitian pergelaran bayangan wayang kulit purwa gaya Yogyakarta, dalam kajian bahasa rupa 'gerak' lakon 'Parta Krama', digunakan sequence ke-11 dan 70 gambar 'gerak' yang masing-masing gambar 'gerak' memiliki penggambaran cerita tersendiri. Pada pertemuan ini Prabu Baladewa marah pada Gathotkaca dan berniat menghajarnya, tapi berhasil dicegah Prabu Kresna.Hasil analisisnya adalah, pergelaran wayang kulit purwa gaya Yogyakarta, pada aspek 'gerak' diperoleh pendataan 'gerak' untuk mendapatkan detail 'gerak'. Fokus analisis gerak pada 'Pathet Nem', jejer I, adegan Kedhaton Dwarawati, yang menceritakan pertemuan raja Prabu Kresna, Samba, Prabu Baladewa, Setyaki, Patih Udawa dan Gathotkaca. Pendekatan dan analisis menggunakan bahasa rupa untuk mengetahui aspek bercerita pada gerak bayangan pagelaran tersebut. Bahasan dari penelitian ini adalah wayang kulit purwa Yogyakarta dalam lakon Parta Krama yang merupakan salah satu lakon wayang kulit gaya pewayangan Yogyakarta, melalui bayangan lampu blencong pada kelir. nach der Bestellung gedruckt Neuware -Efek gerak dari wayang kulit bayangan kelir merupakan bagian yang menentukan dari suatu pertunjukan hasil kreasi para dalang. Wayang tersebut berasal dari kata Ma Hyang artinya menuju ke roh spiritual ataupun dewa, sehingga dalam perkembangan awalnya sebagai kesenian untuk. A well documented essay on the subject by an expert in the field. Wayang kulit memang merupakan seni tradisional di Indonesia berkembang dengan baik di pulau Jawa dan di Bali, merupakan kekayaan Nusantara, lahir dari budaya dan seni masyarakat Indonesia. ![]() Catalogue of the exhibition on the Javanese shadow theatre and its cosmology in the Museum of Ethnology at Rotterdam, in which attention is drawn to the following subjects: the so-called plural origin of the present wayang purwa theatre the various kinds of wayang and their respective repertoires the plays and the performance the dalang the performance the iconography and manufacture of the leather puppets, the wayang tradition in the life of the javanese people the repertoire of the wayang purwa together with genealogy of the Korawa and the Pandawa and finally, the wayang perjusangan. wayang-kulit puppets and a sketch-map of Java, with explanation to plates on separate pp., vignettes in wayang-style throughout, full-p. ![]() Rotterdam, Museum voor Land- en Volkenkunde, 1977.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |